Surabaya, Respublika – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen mendukung ketahanan pangan sebagai salah satu upaya mengentas kemiskinan. Langkah itu dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan lahan idle atau aset-aset tidur milik Pemkot Surabaya.
Hal ini sebagaimana disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi dalam acara peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, Rabu (26/7/2023). Hadir dalam kesempatan itu, di antaranya adalah Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko.
“Kami mohon arahan dari BRIN, karena lahan di pemerintah kota ini banyak. Kami menjadikan lahan pemerintah kota yang idle (aset tidur) ini menjadi lahan pangan,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Wali Kota Eri mencontohkan, misalnya melalui teknologi pangan, padi yang ditanam satu kali, bisa dipanen dua hingga tiga kali bahkan lebih. Namun demikian, ia juga berharap teknologi ini tak hanya terbatas pada bidang pertanian padi saja.
“Jadi teknologinya BRIN nanti mungkin dari padi yang bisa satu kali, dua kali panen, bisa menjadi lebih. Namun, tidak hanya padi, karena lahan kami sudah siap semuanya,” ujarnya.
Wali Kota Eri juga menyatakan kesiapannya berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) untuk bergerak bersama mengembangkan sektor teknologi pertanian. Meski saat ini, BRIDA masih dalam rencana proses pembentukan.
“Banyak lahan di Pemerintah Kota Surabaya ini yang bisa digerakkan untuk pangan, digerakkan untuk kepentingan umat, yang pada tujuan akhirnya adalah mengurangi kemiskinan dan memberikan kesejahteraan bagi warga Kota Surabaya,” harapnya.
Kebun Raya Mangrove Surabaya adalah satu di antara lahan yang tak hanya digunakan untuk konservasi. Tetapi di sana juga digunakan pemkot untuk pemberdayaan ekonomi warga miskin yang berada di wilayah sekitar.
“Kami juga menggerakkan Kebun Raya Mangrove ini sebagai tempat pariwisata yang semuanya bekerja adalah warga miskin di Kota Surabaya. Dan hasilnya juga kita berikan untuk warga seperti yang ada di Romokalisari,” ungkap Wali Kota Eri.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyatakan bahwa kebun raya tidak hanya bertujuan untuk konservasi lingkungan. Tetapi juga bisa digunakan untuk sektor perekonomian berbasis ekonomi kreatif.
“BRIN berkomitmen untuk bisa dan akan terus mendampingi kebun raya di seluruh Indonesia. Baik yang dikelola langsung oleh BRIN, maupun dikelola oleh pemerintah daerah di berbagai wilayah Indonesia,” kata Handoko.
Karenanya, Handoko juga berharap, Kota Surabaya dapat terus konsisten melakukan pemeliharaan Kebun Raya Mangrove. Pun demikian, Kota Surabaya diharapkannya pula dapat terus mengupgrade Kebun Raya Mangrove tersebut.
“Sehingga dan bisa kemudian disinergikan dengan BRIDA yang sekarang sedang berproses. Dan Insyaallah akan segera terbentuk tidak dalam waktu terlalu lama,” pungkasnya. (trs)