Dalam peresmian itu, Wali Kota Eri Cahyadi ingin, PISS dapat membawa dampak baik bagi masyarakat terutama warga Surabaya. Tak hanya itu, PISS juga bisa menjadi sentral untuk kulak bahan-bahan kebutuhan pokok ke depannya.
“Berarti, nanti seluruh pasar di Surabaya itu ngambilnya (kulakan) ya di pasar induk. Sehingga bisa untuk mencegah terjadinya inflasi,” kata Wali Kota Eri.
Artinya, sambung Wali Kota Eri, ketika cabai harganya naik, maka intervensinya akan dipusatkan di PISS. Setelah itu, pasar-pasar yang ada di Surabaya bisa kulakan di PISS agar tidak terjadi inflasi.
Maka dari itu, per 1 Maret 2023, seluruh pasar di Surabaya diharapkan sudah mulai kulak bahan-bahan kebutuhan pokok di PISS. “Saya harap, Pak Asisten dan Pak Dirut PD Pasar, nanti 1 Maret sudah mulai kulaknya di pasar induk di Sidotopo,” ujarnya.
Dalam peresmian PISS, turut dihadiri Asisten Deputi Bidang II Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Yuli Sri Wilanti, Staf Ahli Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Samsul Widodo, serta Direktur Utama PT Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Indonesia, Hartono Wignyo.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Eri mengingatkan Dirut PT Paskomnas Indonesia, Hartono Wignyo, agar tengkulak yang membeli bahan kebutuhan pangan di PISS mendapatkan fasilitas pembelian melalui online.
“Nanti kalau ada pedagang pasar lain yang mau kulak bahan dari pasar induk, bisa pesan antar melalui aplikasi. Tak hanya itu, saya harap bisa menjaga kualitasnya, dan menjamin bahan pesanannya sampai dalam kondisi baik,” harapnya.
Di samping itu, Asisten Deputi Bidang II Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Yuli Sri Wilanti, menyampaikan, pasar yang dibangun oleh PT Paskomnas Indonesia bisa memberikan kontribusi dalam mencegah inflasi. Menurutnya pasar induk bisa menjadi tempat distribusi antar daerah, salah satu seperti PISS yang terdapat di Surabaya.
“PISS di Surabaya, bisa menjadi salah satu percontohan nasional dalam membangun distribusi komoditi hortikultura. Sehingga kita tahun berapa kebutuhan pasar, sehingga petani di daerah bisa menyesuaikan,” kata Yuli.
Sementara itu, Dirut PT Paskomnas Indonesia, Hartono Wignyo mengatakan, pasar seluas 3,4 itu saat ini sudah ada sekitar 800 pedagang. Sedangkan keseluruhan lapak di PISS kurang lebih 1.500. “Dengan adanya pasar induk, kami juga melakukan penyerapan tenaga kerja dari warga sekitar. Kurang lebih saat ini ada 20 orang,” kata Hartono.
Hartono berharap, dengan adanya pasar induk PISS kebutuhan pasar di Surabaya dapat terpenuhi. Menurutnya, di Surabaya masih baru sekitar 1.000 ton kebutuhan pasar setiap harinya. Hartono menambahkan, semua kebutuhan hortikultura tersedia di PISS, mulai sayu hingga buah-buahan.
“Pasti mencukupi kebutuhannya, kami melihat tonase saja. Bahkan tadi ketika rapat dengan Pemerintah Pusat dan Pak Wali, meminta kebutuhan minyak dan beras seperti bahan kebutuhan pokok penting itu bisa di taruh sini, sehingga bisa terpusat, dan mengendalikannya gampang,” pungkasnya. (trs)