Surabaya, Respublika – PDI Perjuangan Kota Surabaya terus mendistribusikan penerima beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP), dari jaring aspirasi Puti Guntur Soekarno, anggota Komisi 10 DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.
Kali ini sebanyak 110 penerima manfaat program PIP Puti yang ada di Rusunawa Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya.
Puti Guntur, politisi PDI Perjuangan, dari Dapil Surabaya – Sidoarjo. Cucu Bung Karno yang gigih memperjuangkan akses pendidikan, terutama bagi warga tidak mampu. Pembagian beasiswa PIP diikuti para orangtua penerima manfaat.
“PIP adalah program pemerintahan Presiden Jokowi, yang dikelola Kementerian Pendidikan Nasional. Dijaring Ibu Puti Guntur Soekarno melalui kader-kader PDI Perjuangan untuk memperkuat akses pendidikan bagi pelajar-pelajar dari keluarga tidak mampu,” kata Tenaga Ahli Puti Guntur Soekarno, Aliyudin, Senin (07/08/2023) malam.
Aliyudin menambahkan, Program pembangunan Presiden Jokowi telah dirasakan warga masyarakat, seperti pemberian PIP.
“Maka, PDI Perjuangan mengajak masyarakat untuk menjaga keberlanjutan program-program pemerintahan Presiden Jokowi di masa depan,” kata Ali.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Bidang internal DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Anas Karno mengatakan, PDI Perjuangan sangat concern untuk memperkuat akses pendidikan bagi masyarakat, terutama kalangan wong cilik.
“Kader-kader banteng terus melakukan pendampingan pendidikan dan mencegah anak-anak pelajar putus sekolah. Di pihak lain, kita bersama-sama melahirkan generasi-generasi terpelajar yang akan memimpin Indonesia di semua bidang, di masa depan,” kata Anas.
Dikatakannya pula, kader-kader PDI Perjuangan Kota Surabaya sangat gigih memperjuangkan kemudahan akses pendidikan bagi warga masyarakat, terutama lapisan tidak mampu.
“Kita berterima kasih kepada Ibu Puti Guntur Soekarno, cucu Sang Proklamator Bung Karno, yang telah berupaya keras dan memperjuangkan PIP bisa diterimakan warga masyarakat di Surabaya. Ibu Puti Guntur Soekarno juga gigih memperjuangkan berbagai kebijakan pemerintahan di bidang pendidikan yang berpihak pada nasib wong cilik, kaum marhaen,” pungkas Anas. (trs)